TIPS MENANAM BUAH SALAK




        Tanaman salak merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis asli Indonesia. Habitat asli tanaman salak adalah hutan hujan tropis. Jadi, tidak salah jika di Indonesia, salak menjadi komoditas yang memiliki nilai investasi jangka panjang.

        Salah satu yang perlu diperhatikan untuk memulai budi daya salak ini adalah cara penanaman bibit salak. Penanaman salak sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, dengan catatan tersedia cukup air.
Tanaman salak yang ditanam pada musim kemarau memiliki resiko terserang hama dan penyakit yang lebih rendah dibandingkan tamanan yang ditanam pada musim hujan. Selain itu, sistem penakaran dan pertumbuhan salaknya juga lebih cepat. Lantas, bagaimana tata cara menanaman buah salak ? 

A. PEMBIBITAN BUAH SALAK 


     Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanamantahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalampengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akankembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan. 

    1. Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif :
a)    dapat dikerjakan dengan mudah dan murah
b)    diperoleh bibit yang banyak
c)    tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
d)    untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah
e)    tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan
f)     memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.


     2. Kekurangan Perbanyakan Secara Generatif:
a             a)  kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena                              mungkin terjadi penyerbukan silang
b             b)    agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina. 

3. Persyaratan Bibit
          Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih : 
a             a)    Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.
b             b)    Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
c             c)    Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
d             d)    Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.
e             e)    Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.
f)             f0 Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain. 



      
 4. Penyiapan Bibit 
a              a.)    Bibit dari Biji:
1.    Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
2.    Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci. 
b             b.)    Bibit dari Anakan:
1.    Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
2.    Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah 



      
 5. Teknik Penyemaian Bibit 
a             a)    Bibit dari Biji:
1.    Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh
dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
2.    Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
3.    Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari 
b             b)    Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:
1.    Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
2.    Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
3.    Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
4.    Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
5.    Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan  0,01 - 0,02 cc/liter air
6.    Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
7.    Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah. 



      6. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian 

          Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh. 


      7. Pemindahan Bibit 

        Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan. 


B.  PENGOLAHAN LAHAN BUAH SALAK   

     
 1. Persiapan 

         Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air. 


       2. Pembukaan Lahan
 

a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar. 



C. TEKNIK PENANAMAN BUAH SALAK

    
 1. Pembuatan Lubang Tanam 

         Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg. 


     
 2. Cara Penanaman 

          Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh. 

     3. Lain-lain 

         Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m. 

D. PEMELIHARAAN TANAMAN BUAH SALAK 
 
     Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak. 

    
 1. Penjarangan dan Penyulaman   

        Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akarakar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati. 


     
 2. Penyiangan
           Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan. 


     
 3. Pembubunan 

         Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada. 


     
 4. Perempalan dan Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1
kali. Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal. 


      
 5. Pemupukan 

          Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman
(pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik
yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman : 

a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl
    5 gram. 
b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
d) 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram. 


         6. Pengairan dan Penyiraman 

            Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai. 

           7.  Pemeliharaan Lain 

             Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.


Sumber : http://agromedia.net/Info/cara-tepat-menanam-bibit-salak.html dan   http://carabudidaya.com/cara-budidaya-salak/ , dengan perubahan seperlunya.

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images